Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

KOMPAS.COM - Not Found

Written By Unknown on Kamis, 14 November 2013 | 09.39

Harian Kompas  |  Kompas TV

Kamis, 14 November 2013

Ikuti Tur | Register

Get Personalized Here!

 |  Sign In
  • Channel
  • Channel
  • News
  • Ekonomi
  • Bola
  • Tekno
  • Entertainment
  • Otomotif
  • Health
  • Female
  • Travel
  • Properti
  • Foto
  • Video
  • Forum
  • Kompasiana
KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini
Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com

Go

  • News
  • Nasional
  • Regional
  • Megapolitan
  • Internasional
  • Olah Raga
  • Sains
  • Edukasi
  • Infografis
  • Surat Pembaca
  • Ekonomi
  • Bola
  • Tekno
  • Entertainment
  • Otomotif
  • Health
  • Female
  • Travel
  • Properti
  • Foto
  • Video
  • Forum
  • Grazera
  • Kompasiana
  • KompasKarier.com
  • Midazz
  • SCOOP
  • Urbanesia
  • MakeMac
  • About Us
  • -
  • Advertise
  • -
  • Policy
  • -
  • Pedoman Media Siber
  • -
  • Career
  • -
  • Contact Us
  • -
  • RSS
  • -
  • Site Map
©2008 - 2013 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

09.39 | 0 komentar | Read More

KOMPAS.COM - Not Found

Written By Unknown on Rabu, 13 November 2013 | 09.39

Harian Kompas  |  Kompas TV

Rabu, 13 November 2013

Ikuti Tur | Register

Get Personalized Here!

 |  Sign In
  • Channel
  • Channel
  • News
  • Ekonomi
  • Bola
  • Tekno
  • Entertainment
  • Otomotif
  • Health
  • Female
  • Travel
  • Properti
  • Foto
  • Video
  • Forum
  • Kompasiana
KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini
Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com

Go

  • News
  • Nasional
  • Regional
  • Megapolitan
  • Internasional
  • Olah Raga
  • Sains
  • Edukasi
  • Infografis
  • Surat Pembaca
  • Ekonomi
  • Bola
  • Tekno
  • Entertainment
  • Otomotif
  • Health
  • Female
  • Travel
  • Properti
  • Foto
  • Video
  • Forum
  • Grazera
  • Kompasiana
  • KompasKarier.com
  • Midazz
  • SCOOP
  • Urbanesia
  • MakeMac
  • About Us
  • -
  • Advertise
  • -
  • Policy
  • -
  • Pedoman Media Siber
  • -
  • Career
  • -
  • Contact Us
  • -
  • RSS
  • -
  • Site Map
©2008 - 2013 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

09.39 | 0 komentar | Read More

Obligasi PLN Berkupon 8 persen-8,25 Persen

Written By Unknown on Senin, 30 September 2013 | 09.38


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menentukan tingkat besaran kupon untuk obligasi konvensional dan syariah (sukuk ijarah) dalam rangka mencari pendanaan ekspansi bisnis perseroan.

Dalam prospektus yang dipublikasikan hari ini, Jumat (28/6/2013), kupon 8 persen diberikan untuk obligasi Seri A senilai Rp 182 miliar dengan tenor 7 tahun. Sementara itu untuk obligasi seri B sebesar Rp 697 miliar berkupon 8,25 persen dengan tenor 10 tahun.

Adapun imbal hasil untuk obligasi syariah (sukuk ijarah), perseroan mematok sebesar Rp 80 juta per Rp 1 miliar per tahun. Untuk obligasi konvensional, pembayaran dilakukan setiap triwulan, dan pembayaran pertama dilakukan pada 5 Oktober.

Obligasi konvensional dan sukuk PLN itu memperoleh peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Penjamin pelaksana emisi obligasi ini adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT STandard Chartered Securities Indonesia.

Untuk obligasi konvensional, Mandiri Sekuritas dan Standard Chartered Bank mendapatkan porsi penjaminan terbesar, yaitu masing-masing sebesar 27,53 persen. Sementara itu, untuk obligasi syariah, porsi terbesar dipegang oleh Bahana Securities yaitu 57,85 persen.

Perseroan akan menggunakan dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi tersebut untuk mengembangkan jaringan listrik di seluruh Indonesia.

Editor : Bambang Priyo Jatmiko


09.38 | 0 komentar | Read More

IHSG Ditutup di 4.818,90, Tertinggi Kedua di Asia


JAKARTA, KOMPAS.com
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini ditutup menguat sebesar 3,06 persen dan berada di posisi ke dua bursa yang mencatatkan kenaikan terbesar di wilayah Asia Pasifik, setelah indeks Nikkei.

Pada sesi penutupan hari ini, Jumat (28/6/2013), IHSG berakhir di posisi 4.818,90. Kenaikan IHSG ini juga serentak terjadi di bursa seluruh Asia, setelah bank sentral China menyatakan akan melakukan penyesuaian kebijakan terkait dengan ketatnya likuiditas di perbankan China.

Di sisi lain, sinyal dari the Fed yang akan melakukan pembelian surat utang pemerintah AS juga memberikan sentimen positif terhadap bursa saham.

Seluruh sektor industri tercatat ditutup menguat, dengan kenaikan tertinggi dicatatkan oleh sektor konsumer yaitu 4,39 persen.

Adapun saham-saham yang mencatatkan gain pada hari ini di antaranya GGRM (4,76 persen),  ITMG (7,85 persen), INTP (6,30 persen), UNVR (4,59 persen), MYOR (3,96 persen), dan ABDA (25 persen).

Sementara itu, saham-saham yang menjadi top loser adalah MAPI (-7,28 persen), SMCB (-10,90 persen) NRCA-W (-22,61 persen), MPPA (-4,09 persen), INVS (-5 persen) dan KKGI (-6,17 persen).

Dari regional, seluruh bursa di kawasan Asia Pasifik hari ini terlihat sumringah dan ditutup menghijau. Berikut ini indeks di bursa-bursa Asia Pasifik.

Shanghai Composite -- 1.979 (1,50 persen)
Hang Seng Hong Kong -- 20.803,29 (1,78 persen)   
KLSE Malaysia -- 1.773,54 (1,25 persen)   
Nikkei Jepang -- 13.677,32 (3,51 persen)   
NZ50, New Zealand -- 4.440,17 (0,53 persen)   
Strait Times Singapura -- 3.150,44 (1,04 persen)
KOSPI Korea -- 1.863,32 (1,56 persen)
Taiwan Weighted 8.062,21 -- (2,26 persen)

Editor : Bambang Priyo Jatmiko


09.38 | 0 komentar | Read More

BI Yakin Nilai Tukar Rupiah Membaik


JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah sudah menguat beberapa hari belakangan. Data per hari ini, nilai tukar berada di posisi Rp 9.929. Bank Indonesia (BI) yakin, rupiah terus akan menguat seiring dengan perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS).

"Meski ketidakpastian global masih tinggi, namun diperkirakan tekanan pada nilai tukar akan berkurang seiring dengan perbaikan ekonomi AS," jelas Direktur Departemen Komunikasi, Peter Jacobs, Jumat, (28/6/2013).

BI berharap, tingkat ekspor akan meningkat seiring perbaikan di negeri Paman Sam. Namun, untuk sementara ini, memang tekanan terhadap rupiah masih ada.

Oleh sebab itu, BI akan mementingkan langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar, moneter, dan makro ekonomi nasional. Namun, BI tidak akan menetapkan angka nilai tukar rupiah untuk bertahan di level nominal tertentu.

BI pun akan mengorbankan cadangan devisa untuk menjaga posisi nilai tukar. Peter bilang, BI tak akan menetapkan angka psikologis cadangan devisa sebesar US$ 100 miliar. Namun ia mengaku tak tahu berapa posisi cadev akhir bulan ini. Pada Mei kemarin, cadev Indonesia sudah menurun ke posisi US$ 105,149 miliar dari sebelumnya US$ 107,269 miliar di bulan April.

Menurut BI, posisi cadev saat ini masih cukup untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. "Karena jauh di atas kebutuhan standar internasional," sebut Peter.

Kemudian, bank sentral ini melihat adanya total outflow yang terjadi sebagai uang panas. Ini pun menurutnya lazim, melihat situasi perekonomian yang tidak pasti. Peter menyatakan posisi outflow sekarang cenderung menurun dan membuat nilai tukar Rupiah relatif stabil.

Untuk itu, BI juga berusaha untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas di pasar. Terlebih, adanya peningkatan kebutuhan valas untuk pembayaran utang luar negeri dan repatriasi keuntungan korporasi. Peningkatan ini umum terjadi di periode akhir bulan dan akhir semester.(Annisa Aninditya Wibawa)

Editor : Bambang Priyo Jatmiko


09.38 | 0 komentar | Read More

Obligasi PLN Berkupon 8 persen-8,25 Persen

Written By Unknown on Minggu, 29 September 2013 | 09.38


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menentukan tingkat besaran kupon untuk obligasi konvensional dan syariah (sukuk ijarah) dalam rangka mencari pendanaan ekspansi bisnis perseroan.

Dalam prospektus yang dipublikasikan hari ini, Jumat (28/6/2013), kupon 8 persen diberikan untuk obligasi Seri A senilai Rp 182 miliar dengan tenor 7 tahun. Sementara itu untuk obligasi seri B sebesar Rp 697 miliar berkupon 8,25 persen dengan tenor 10 tahun.

Adapun imbal hasil untuk obligasi syariah (sukuk ijarah), perseroan mematok sebesar Rp 80 juta per Rp 1 miliar per tahun. Untuk obligasi konvensional, pembayaran dilakukan setiap triwulan, dan pembayaran pertama dilakukan pada 5 Oktober.

Obligasi konvensional dan sukuk PLN itu memperoleh peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Penjamin pelaksana emisi obligasi ini adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT STandard Chartered Securities Indonesia.

Untuk obligasi konvensional, Mandiri Sekuritas dan Standard Chartered Bank mendapatkan porsi penjaminan terbesar, yaitu masing-masing sebesar 27,53 persen. Sementara itu, untuk obligasi syariah, porsi terbesar dipegang oleh Bahana Securities yaitu 57,85 persen.

Perseroan akan menggunakan dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi tersebut untuk mengembangkan jaringan listrik di seluruh Indonesia.

Editor : Bambang Priyo Jatmiko


09.38 | 0 komentar | Read More

IHSG Ditutup di 4.818,90, Tertinggi Kedua di Asia


JAKARTA, KOMPAS.com
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini ditutup menguat sebesar 3,06 persen dan berada di posisi ke dua bursa yang mencatatkan kenaikan terbesar di wilayah Asia Pasifik, setelah indeks Nikkei.

Pada sesi penutupan hari ini, Jumat (28/6/2013), IHSG berakhir di posisi 4.818,90. Kenaikan IHSG ini juga serentak terjadi di bursa seluruh Asia, setelah bank sentral China menyatakan akan melakukan penyesuaian kebijakan terkait dengan ketatnya likuiditas di perbankan China.

Di sisi lain, sinyal dari the Fed yang akan melakukan pembelian surat utang pemerintah AS juga memberikan sentimen positif terhadap bursa saham.

Seluruh sektor industri tercatat ditutup menguat, dengan kenaikan tertinggi dicatatkan oleh sektor konsumer yaitu 4,39 persen.

Adapun saham-saham yang mencatatkan gain pada hari ini di antaranya GGRM (4,76 persen),  ITMG (7,85 persen), INTP (6,30 persen), UNVR (4,59 persen), MYOR (3,96 persen), dan ABDA (25 persen).

Sementara itu, saham-saham yang menjadi top loser adalah MAPI (-7,28 persen), SMCB (-10,90 persen) NRCA-W (-22,61 persen), MPPA (-4,09 persen), INVS (-5 persen) dan KKGI (-6,17 persen).

Dari regional, seluruh bursa di kawasan Asia Pasifik hari ini terlihat sumringah dan ditutup menghijau. Berikut ini indeks di bursa-bursa Asia Pasifik.

Shanghai Composite -- 1.979 (1,50 persen)
Hang Seng Hong Kong -- 20.803,29 (1,78 persen)   
KLSE Malaysia -- 1.773,54 (1,25 persen)   
Nikkei Jepang -- 13.677,32 (3,51 persen)   
NZ50, New Zealand -- 4.440,17 (0,53 persen)   
Strait Times Singapura -- 3.150,44 (1,04 persen)
KOSPI Korea -- 1.863,32 (1,56 persen)
Taiwan Weighted 8.062,21 -- (2,26 persen)

Editor : Bambang Priyo Jatmiko


09.38 | 0 komentar | Read More

BI Yakin Nilai Tukar Rupiah Membaik


JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah sudah menguat beberapa hari belakangan. Data per hari ini, nilai tukar berada di posisi Rp 9.929. Bank Indonesia (BI) yakin, rupiah terus akan menguat seiring dengan perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS).

"Meski ketidakpastian global masih tinggi, namun diperkirakan tekanan pada nilai tukar akan berkurang seiring dengan perbaikan ekonomi AS," jelas Direktur Departemen Komunikasi, Peter Jacobs, Jumat, (28/6/2013).

BI berharap, tingkat ekspor akan meningkat seiring perbaikan di negeri Paman Sam. Namun, untuk sementara ini, memang tekanan terhadap rupiah masih ada.

Oleh sebab itu, BI akan mementingkan langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar, moneter, dan makro ekonomi nasional. Namun, BI tidak akan menetapkan angka nilai tukar rupiah untuk bertahan di level nominal tertentu.

BI pun akan mengorbankan cadangan devisa untuk menjaga posisi nilai tukar. Peter bilang, BI tak akan menetapkan angka psikologis cadangan devisa sebesar US$ 100 miliar. Namun ia mengaku tak tahu berapa posisi cadev akhir bulan ini. Pada Mei kemarin, cadev Indonesia sudah menurun ke posisi US$ 105,149 miliar dari sebelumnya US$ 107,269 miliar di bulan April.

Menurut BI, posisi cadev saat ini masih cukup untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. "Karena jauh di atas kebutuhan standar internasional," sebut Peter.

Kemudian, bank sentral ini melihat adanya total outflow yang terjadi sebagai uang panas. Ini pun menurutnya lazim, melihat situasi perekonomian yang tidak pasti. Peter menyatakan posisi outflow sekarang cenderung menurun dan membuat nilai tukar Rupiah relatif stabil.

Untuk itu, BI juga berusaha untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas di pasar. Terlebih, adanya peningkatan kebutuhan valas untuk pembayaran utang luar negeri dan repatriasi keuntungan korporasi. Peningkatan ini umum terjadi di periode akhir bulan dan akhir semester.(Annisa Aninditya Wibawa)

Editor : Bambang Priyo Jatmiko


09.38 | 0 komentar | Read More

Obligasi PLN Berkupon 8 persen-8,25 Persen

Written By Unknown on Sabtu, 28 September 2013 | 09.38


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menentukan tingkat besaran kupon untuk obligasi konvensional dan syariah (sukuk ijarah) dalam rangka mencari pendanaan ekspansi bisnis perseroan.

Dalam prospektus yang dipublikasikan hari ini, Jumat (28/6/2013), kupon 8 persen diberikan untuk obligasi Seri A senilai Rp 182 miliar dengan tenor 7 tahun. Sementara itu untuk obligasi seri B sebesar Rp 697 miliar berkupon 8,25 persen dengan tenor 10 tahun.

Adapun imbal hasil untuk obligasi syariah (sukuk ijarah), perseroan mematok sebesar Rp 80 juta per Rp 1 miliar per tahun. Untuk obligasi konvensional, pembayaran dilakukan setiap triwulan, dan pembayaran pertama dilakukan pada 5 Oktober.

Obligasi konvensional dan sukuk PLN itu memperoleh peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Penjamin pelaksana emisi obligasi ini adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT STandard Chartered Securities Indonesia.

Untuk obligasi konvensional, Mandiri Sekuritas dan Standard Chartered Bank mendapatkan porsi penjaminan terbesar, yaitu masing-masing sebesar 27,53 persen. Sementara itu, untuk obligasi syariah, porsi terbesar dipegang oleh Bahana Securities yaitu 57,85 persen.

Perseroan akan menggunakan dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi tersebut untuk mengembangkan jaringan listrik di seluruh Indonesia.

Editor : Bambang Priyo Jatmiko


09.38 | 0 komentar | Read More

IHSG Ditutup di 4.818,90, Tertinggi Kedua di Asia


JAKARTA, KOMPAS.com
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini ditutup menguat sebesar 3,06 persen dan berada di posisi ke dua bursa yang mencatatkan kenaikan terbesar di wilayah Asia Pasifik, setelah indeks Nikkei.

Pada sesi penutupan hari ini, Jumat (28/6/2013), IHSG berakhir di posisi 4.818,90. Kenaikan IHSG ini juga serentak terjadi di bursa seluruh Asia, setelah bank sentral China menyatakan akan melakukan penyesuaian kebijakan terkait dengan ketatnya likuiditas di perbankan China.

Di sisi lain, sinyal dari the Fed yang akan melakukan pembelian surat utang pemerintah AS juga memberikan sentimen positif terhadap bursa saham.

Seluruh sektor industri tercatat ditutup menguat, dengan kenaikan tertinggi dicatatkan oleh sektor konsumer yaitu 4,39 persen.

Adapun saham-saham yang mencatatkan gain pada hari ini di antaranya GGRM (4,76 persen),  ITMG (7,85 persen), INTP (6,30 persen), UNVR (4,59 persen), MYOR (3,96 persen), dan ABDA (25 persen).

Sementara itu, saham-saham yang menjadi top loser adalah MAPI (-7,28 persen), SMCB (-10,90 persen) NRCA-W (-22,61 persen), MPPA (-4,09 persen), INVS (-5 persen) dan KKGI (-6,17 persen).

Dari regional, seluruh bursa di kawasan Asia Pasifik hari ini terlihat sumringah dan ditutup menghijau. Berikut ini indeks di bursa-bursa Asia Pasifik.

Shanghai Composite -- 1.979 (1,50 persen)
Hang Seng Hong Kong -- 20.803,29 (1,78 persen)   
KLSE Malaysia -- 1.773,54 (1,25 persen)   
Nikkei Jepang -- 13.677,32 (3,51 persen)   
NZ50, New Zealand -- 4.440,17 (0,53 persen)   
Strait Times Singapura -- 3.150,44 (1,04 persen)
KOSPI Korea -- 1.863,32 (1,56 persen)
Taiwan Weighted 8.062,21 -- (2,26 persen)

Editor : Bambang Priyo Jatmiko


09.38 | 0 komentar | Read More
Techie Blogger